M. Faiz Kurniawan Resmi Pimpin Batang, Era Baru Pembangunan Berbasis Hukum dan Kesejahteraan Dimulai


M. Faiz Kurniawan Resmi Pimpin Batang, Era Baru Pembangunan Berbasis Hukum dan Kesejahteraan Dimulai
Kabupaten Batang secara resmi memasuki babak baru kepemimpinan di bawah nakhoda M. Faiz Kurniawan, S.H., M.H. Politisi muda dari Partai Golongan Karya (Golkar) ini dilantik menjadi Bupati Batang untuk masa jabatan 2025-2030 oleh Presiden Prabowo Subianto dalam sebuah upacara khidmat di Istana Negara, Jakarta, pada 20 Februari 2025. Pelantikan ini menandai awal dari implementasi visi besar Faiz untuk mewujudkan Batang yang lebih maju, berdaya saing, dan sejahtera melalui pendekatan hukum, tata kelola pemerintahan yang profesional, serta pembangunan yang merata.
Kehadiran Faiz Kurniawan di pucuk pimpinan eksekutif Kabupaten Batang membawa harapan besar bagi masyarakat. Sebagai figur yang lahir pada 3 Agustus 1991, ia merepresentasikan generasi pemimpin baru yang energik, visioner, dan memiliki pemahaman mendalam mengenai tantangan zaman. Dengan bekal gelar Magister Hukum dari Universitas Indonesia, Faiz berkomitmen untuk menjadikan supremasi hukum sebagai fondasi utama dalam setiap kebijakan pembangunan, memastikan transparansi, akuntabilitas, dan keadilan bagi seluruh lapisan masyarakat. Fokus utamanya ialah menerjemahkan amanat konstitusi ke dalam program-program kerja yang berdampak langsung pada peningkatan kualitas hidup warga Batang.
Profil dan Rekam Jejak: Perpaduan Aktivisme dan Akademisi
Perjalanan M. Faiz Kurniawan menuju kursi Bupati Batang ditempa oleh pengalaman panjang di dunia organisasi dan pendidikan tinggi yang solid. Lulus dari SMA Negeri 1 Demak pada 2009, semangatnya untuk mengabdi kepada masyarakat mulai terasah. Ia kemudian melanjutkan studi dan meraih gelar Sarjana Hukum (S.H.) dari Universitas Diponegoro pada tahun 2014, sebuah basis keilmuan yang membentuk cara pandangnya dalam melihat persoalan sosial dan pemerintahan.
Tidak puas dengan satu jenjang, Faiz menempuh pendidikan Pascasarjana di Fakultas Hukum Universitas Indonesia dan berhasil meraih gelar Magister Hukum (M.H.) pada tahun 2022. Pilihan untuk mendalami ilmu hukum hingga jenjang magister menunjukkan komitmennya untuk memiliki landasan konseptual yang kuat sebelum terjun sepenuhnya ke dunia politik praktis.
Jauh sebelum memasuki arena politik, Faiz merupakan seorang aktivis yang malang melintang di berbagai organisasi. Jejak organisasinya dimulai sejak di bangku sekolah dengan menjadi pengurus OSIS di SMP Negeri 2 Demak (2004-2005) dan SMA Negeri 1 Demak (2007-2008). Memasuki dunia perkuliahan, cakupan organisasinya semakin luas dan strategis.
Ia tercatat pernah mengemban amanah sebagai Plt. Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Diponegoro (2011-2012) dan Sekretaris Pimpinan Cabang PMII Kota Semarang (2012-2013). Pengalaman di PMII ini mengasah kepekaan sosial dan kemampuan kepemimpinannya di tingkat mahasiswa. Selain itu, keterlibatannya di Lembaga Pers Mahasiswa Manunggal menunjukkan minatnya pada dunia jurnalistik dan penyebaran informasi yang kritis.
Kiprahnya berlanjut di organisasi keagamaan dan kepemudaan yang lebih besar. Faiz pernah menjabat sebagai Ketua Pimpinan Wilayah Mahasiswa Ahlith Thoriqoh Al-Mu’tabaroh An Nahdliyyah (MATAN) Provinsi Jawa Tengah (2011–2014), sebuah organisasi yang berafiliasi dengan Nahdlatul Ulama (NU). Jaringannya di lingkungan NU semakin kokoh saat ia dipercaya menjadi Bendahara Lembaga Bantuan Hukum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor (2015–2017) dan kemudian sebagai Pengurus Lembaga Amil Zakat Infaq dan Sodaqoh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LAZISNU PBNU) untuk periode 2022–2027. Pengalaman ini memberikan perspektif mendalam mengenai pemberdayaan ekonomi umat dan pentingnya akses keadilan bagi masyarakat kurang mampu.
Di level alumni, ia juga aktif sebagai Wakil Sekretaris Jenderal DPP Ikatan Keluarga Alumni Universitas Diponegoro (IKA Undip) periode 2022–2027, yang memperluas jaringannya di kalangan profesional dan intelektual.
Visi dan Program Prioritas: Menyongsong Batang sebagai Kawasan Industri Berkelanjutan
Mengemban amanah sebagai Bupati Batang, M. Faiz Kurniawan telah merumuskan serangkaian visi dan program prioritas yang tertuang dalam delapan misi utama. Visi besarnya ialah "Terwujudnya Kabupaten Batang yang Mandiri dan Berdaya Saing Menuju Indonesia Emas 2045". Visi ini dijabarkan melalui program yang menyentuh berbagai aspek krusial, mulai dari reformasi birokrasi hingga pembangunan ekonomi berbasis potensi lokal.
Salah satu fokus utamanya ialah menjadikan Batang sebagai kawasan industri yang maju namun tetap berkelanjutan dan ramah lingkungan. Hal ini sejalan dengan kehadiran Proyek Strategis Nasional (PSN) Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) yang menjadi magnet investasi global. Dalam salah satu misinya, Faiz menekankan pentingnya menjadikan Batang "sebagai kawasan industri yang berbasis alih teknologi melalui penguatan sumber daya lokal."
"Kehadiran KITB merupakan peluang emas sekaligus tantangan," ujar seorang pengamat kebijakan publik lokal. "Kepemimpinan baru harus mampu memastikan bahwa industrialisasi ini tidak hanya menyerap tenaga kerja, tetapi juga memicu transfer teknologi, memberdayakan UMKM lokal sebagai rantai pasok, dan yang terpenting, tidak merusak tatanan sosial dan lingkungan yang sudah ada."
Program prioritas Faiz sejalan dengan harapan tersebut. Ia merencanakan akselerasi ekonomi melalui peningkatan investasi yang diimbangi dengan penguatan rantai pasok dan sinergitas antara Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dengan industri besar. Tujuannya ialah agar pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh industri dapat dirasakan secara merata oleh seluruh masyarakat.
Di bidang sumber daya manusia, Faiz menargetkan peningkatan kualitas kesehatan dan pendidikan secara menyeluruh untuk menciptakan SDM yang berdaya saing. Ia juga berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga, petani, dan nelayan melalui program bantuan yang tepat sasaran, seperti rehabilitasi rumah tidak layak huni (RTLH), perluasan kesempatan kerja, dan peningkatan akses pasar bagi produk-produk lokal.
Tantangan di Depan Mata: Mengelola Pertumbuhan dan Kesejahteraan
Meskipun optimisme membubung tinggi, jalan di depan M. Faiz Kurniawan tidaklah mulus. Kabupaten Batang, seperti daerah lain di Indonesia, menghadapi sejumlah tantangan kompleks yang memerlukan penanganan strategis. Berdasarkan data pemerintah daerah, salah satu isu utama ialah pengentasan kemiskinan. Meskipun angka kemiskinan ekstrem telah berhasil ditekan, puluhan ribu warga Batang masih berada di bawah garis kemiskinan.
Tantangan lainnya yaitu memastikan pemerataan pembangunan. Kehadiran KITB di pesisir utara berpotensi menciptakan kesenjangan ekonomi dengan wilayah selatan Batang yang berbasis agraris. Oleh karena itu, misi Faiz untuk "meningkatkan pemerataan dan interkoneksi infrastruktur sampai ke pelosok desa" menjadi sangat relevan. Pembangunan jalan, jembatan, dan akses digital di wilayah-wilayah terpencil menjadi kunci untuk membuka isolasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal di sektor pertanian, perkebunan, dan pariwisata.
Kualitas sumber daya manusia juga menjadi pekerjaan rumah yang serius. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa sebagian besar tenaga kerja di Batang masih berpendidikan rendah, yang membatasi mereka untuk dapat terserap di sektor industri formal berteknologi tinggi. Program vokasi, pelatihan kerja, dan peningkatan mutu pendidikan menjadi agenda mendesak yang harus segera dieksekusi oleh pemerintahan Faiz.
Dari sisi sosial, masifnya industrialisasi membawa potensi pergeseran nilai dan budaya. Kehadiran puluhan ribu pekerja pendatang di KITB dapat menimbulkan friksi sosial jika tidak dikelola dengan baik. Di sinilah misi Faiz untuk "mewujudkan masyarakat Batang yang agamis, berbudaya, dan harmonis" memegang peranan penting. Pendekatan budaya dan keagamaan, yang selaras dengan latar belakangnya di organisasi NU, diharapkan mampu menjadi katup pengaman untuk menjaga kohesi sosial di tengah derasnya arus perubahan.
Langkah Awal dan Harapan Publik
Setelah resmi dilantik, langkah awal yang akan diambil oleh Bupati Faiz Kurniawan akan menjadi sorotan utama. Konsolidasi internal birokrasi, dialog dengan para pemangku kepentingan seperti DPRD, pengusaha, tokoh masyarakat, dan akademisi, serta sosialisasi program kerja menjadi agenda prioritas dalam 100 hari pertama pemerintahannya.
Publik menaruh harapan besar pada kepemimpinan yang bersih, profesional, dan melayani. Janji Faiz untuk "mewujudkan tata kelola pemerintahan yang profesional, adaptif, dan berintegritas" harus dibuktikan dengan aksi nyata, seperti reformasi pelayanan publik yang lebih cepat, mudah, dan bebas dari pungutan liar.
Dengan kombinasi usia muda yang penuh energi, latar belakang pendidikan hukum yang kuat, serta jaringan organisasi yang luas, M. Faiz Kurniawan memiliki modal yang lebih dari cukup untuk membawa Kabupaten Batang berlari lebih kencang. Lima tahun ke depan akan menjadi ujian sesungguhnya bagi kepemimpinannya dalam menerjemahkan visi besar menjadi kenyataan yang dirasakan manfaatnya oleh setiap warga di "Tanah Abirawa".